Tampilkan postingan dengan label Komputer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Komputer. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Agustus 2010

Cara Installasi aplikasi pada Linux Ubuntu

Jika annda terbiasa dengan windows kesangannya anda, dan baru migrasi ke Linux apalagi linuxnya pakai Ubuntu.Pasti muncul benak dari awal2 anda memakai Sistem operasi ini.Apa itu?
salah satunya cara install aplikasi di Ubuntu tersebut.
saat masih memakai windows, dengan mudahnya anda di manjakan install aplikasi dengan double klik.namung apa yg terjadi jika di linux.Double jg bisa dan ok,tapi anda tentu akan di bodohi dengan kemudahan dan kemanjaan yg di kasih windows.lepas dari itu ni posting yg pernah mengalami seperti saya saat saat mau install aplikasi di linux tapi menggunakan perintah perintah shell.di linux dalam posting ini pakai ubuntu.Untuk install aplikasi yg biasanya menggunakan extensi file *.deb jika di windows anda ketemu dengan file *.exe . *deb adalah file installer untuk linux turunan debian.Anda tinggal klik dua kali maka file setup langsung jalan.permasalahannya tidak sampai di sini saja, namun ada seni laen yg tidak dengan mudahnya menekan 2x tombol kiri mouse anda.tapi dengan shell command.perintah perintah yg biasa di gunakan untuk install aplikasi di ubuntu ada berbagai cara diantaranya di bawah ini sedikit saya uraikan

untuk install langsung pakai repo bisa langsung dengan command
$sudo apt-get install nama_aplikasi
untuk install file yg extensi *.deb
$sudo dpkg -i *.deb
sedangkan untuk file ber extensi .tar.gz or .tgz & .bz or .tbz
tar –zxvf *.tar.gz
atau
tar jzvf *.tar.bz
kemudian
./configure
make
(as root) make install

Selamat Mencoba Semoga Berhasil !

Cara konfigurasi DHCP server pada Ubuntu server

Konfigurasi DHCP server di UBUNTU Server
Caranya :

1. Login sebagai Super Administrator (sudo su)
2. Installa DHCP server dengan perintah :
# apt-get install dhcpd3-server -y
3. Backup file dhcp3-server dengan perintah :
# cp /etc/default/dhcp3-server /etc/default/dhcp3-server.backup
4. Konfigurasi file dhcp3-server dengan perintah : # pico /etc/default/dhcp3-server
Temukan bagian ini dan isikan interaces yang dijadikan sebagai LAN.
INTERFACES=”eth1″
5. Konfigurasi file dhcpd.conf dengan perintah : pico /etc/dhcp3/dhcpd.conf

# Sample configuration file for ISC dhcpd for Debian
#
# Attention: If /etc/ltsp/dhcpd.conf exists, that will be used as
# configuration file instead of this file.
#
# $Id: dhcpd.conf,v 1.1.1.1 2002/05/21 00:07:44 peloy Exp $
#
# The ddns-updates-style parameter controls whether or not the server will
# attempt to do a DNS update when a lease is confirmed. We default to the
# behavior of the version 2 packages (‘none’, since DHCP v2 didn’t
# have support for DDNS.)
ddns-update-style none;
#Perhatikan bagian ini defaulnya tanpa tanda pagar.
# option definitions common to all supported networks…
#option domain-name “example.org”;
#option domain-name-servers ns1.example.org, ns2.example.org;
#default-lease-time 600;
#max-lease-time 7200;
# If this DHCP server is the official DHCP server for the local
# network, the authoritative directive should be uncommented.
#authoritative;
# Use this to send dhcp log messages to a different log file (you also
# have to hack syslog.conf to complete the redirection).
log-facility local7;
# No service will be given on this subnet, but declaring it helps the
# DHCP server to understand the network topology.
#subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
#}
# This is a very basic subnet declaration.
#subnet 10.254.239.0 netmask 255.255.255.224 {
# range 10.254.239.10 10.254.239.20;
# option routers rtr-239-0-1.example.org, rtr-239-0-2.example.org;
#}
# This declaration allows BOOTP clients to get dynamic addresses,
# which we don’t really recommend.
#subnet 10.254.239.32 netmask 255.255.255.224 {
# range dynamic-bootp 10.254.239.40 10.254.239.60;
# option broadcast-address 10.254.239.31;
# option routers rtr-239-32-1.example.org;
#}
# A slightly different configuration for an internal subnet.
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
#ip addres yang akan di sewakan oleh server
range 192.168.1.25 192.168.1.40;
#DNS server yang digunakan
option domain-name-servers 202.152.5.36;
# option domain-name “internal.example.org”;
option routers 192.168.1.20;
option broadcast-address 192.168.1.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
# Hosts which require special configuration options can be listed in
# host statements. If no address is specified, the address will be
# allocated dynamically (if possible), but the host-specific information
# will still come from the host declaration.
#host passacaglia {
# hardware ethernet 0:0:c0:5d:bd:95;
# filename “vmunix.passacaglia”;
# server-name “toccata.fugue.com”;
#}
# Fixed IP addresses can also be specified for hosts. These addresses
# should not also be listed as being available for dynamic assignment.
# Hosts for which fixed IP addresses have been specified can boot using
# BOOTP or DHCP. Hosts for which no fixed address is specified can only
# be booted with DHCP, unless there is an address range on the subnet
# to which a BOOTP client is connected which has the dynamic-bootp flag
# set.
#host fantasia {
# hardware ethernet 08:00:07:26:c0:a5;
# fixed-address fantasia.fugue.com;
#}
# You can declare a class of clients and then do address allocation
# based on that. The example below shows a case where all clients
# in a certain class get addresses on the 10.17.224/24 subnet, and all
# other clients get addresses on the 10.0.29/24 subnet.
#class “foo” {
# match if substring (option vendor-class-identifier, 0, 4) = “SUNW”;
#}
#shared-network 224-29 {
# subnet 10.17.224.0 netmask 255.255.255.0 {
# option routers rtr-224.example.org;
# }
# subnet 10.0.29.0 netmask 255.255.255.0 {
# option routers rtr-29.example.org;
# }
# pool {
# allow members of “foo”;
# range 10.17.224.10 10.17.224.250;
# }
# pool {
# deny members of “foo”;
# range 10.0.29.10 10.0.29.230;
1. Jalan service dengan perintah :
# /etc/init.d/dhcp3-server start
2. Ujicoba dilakukan dengan mengoptainkan ip addres pada client.
3. Oke selamat mencoba.

Semoga berhasil !

Senin, 29 Maret 2010

Jenis catatan DNS

Biasanya masih sedikit sekali website atau blog yang membahas tentang jenis-jenis catatan DNS ini dari arti sampai fungsinya, biar kita semua gak tambah be-go mari kita sedikit men-go-blog-kan sesama biar paham bila nanti suatu waktu diperlukan tidak kesulitan.

1. A record atau catatan alamat memetakan sebuah nama host ke alamat IP 32-bit (untuk IPv4).
2. AAAA record atau catatan alamat IPv6 memetakan sebuah nama host ke alamat IP 128-bit (untuk IPv6).
3. CNAME record atau catatan nama kanonik membuat alias untuk nama domain. Domain yang di-alias-kan memiliki seluruh subdomain dan record DNS seperti aslinya.
4. MX record atau catatan pertukaran surat memetakan sebuah nama domain ke dalam daftar mail exchange server untuk domain tersebut.
5. PTR record atau catatan penunjuk memetakan sebuah nama host ke nama kanonik untuk host tersebut. Pembuatan record PTR untuk sebuah nama host di dalam domain in-addr.arpa yang mewakili sebuah alamat IP menerapkan pencarian balik DNS (reverse DNS lookup) untuk alamat tersebut.
6. NS record atau catatan server nama memetakan sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut. Pewakilan bergantung kepada record NS.
7. SOA record atau catatan otoritas awal (Start of Authority) mengacu server DNS yang mengediakan otorisasi informasi tentang sebuah domain Internet.
8. SRV record adalah catatan lokasi secara umum.
9. Catatan TXT mengijinkan administrator untuk memasukan data acak ke dalam catatan DNS, catatan ini juga digunakan di spesifikasi Sender Policy Framework.
10. Jenis catatan lainnya semata-mata untuk penyediaan informasi, contohnya, catatan LOC memberikan letak lokasi fisik dari sebuah host, atau data ujicoba misalkan, catatan WKS memberikan sebuah daftar dari server yang memberikan servis yang dikenal (well-known service) seperti HTTP atau POP3 untuk sebuah domain.
Semoga Bermanfaat !